ANALISA PERSAINGAN DAN PENERAPAN STRATEGI SYARIAH
ANALISA PERSAINGAN DAN PENERAPAN STRATEGI
MAKALAH
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN....................................................................................i
KATA
PENGANTAR............................................................................................ii
DAFTAR
ISI.........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang............................................................................................1
B. Rumusan
Masalah.......................................................................................2
C. Tujuan
Masalah...........................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Strategi
bersaing perusahaan........................................................................ 3
B. Strategi bersaing dalam prinsip syariah....................................................9
C.
Analisis
pesaing.......................................................................................... 13
D.
Gerakan
bersaing........................................................................................ 14
E.
Strategi
bersaing perusahaan teh botol sosro............................................. 16
BAB III SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan....................................................................................................17
B. Saran..........................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bisnis (business) tidak terlepas dari aktivitas
produksi, pembelian, penjualan, maupun pertukaran barang dan jasa yang
melibatkan orang atau perusahaan. Aktivitas bisnis pada umumnya mempunyai
tujuan menghasilkan laba, serta mengumpulkan cukup dana bagi kegiatan bisnis
itu sendiri. Bisnis tidak akan berjalan dengan baik jika tidak didukung dengan
strategi bersaing yang tepat.
Keunggulan bersaing penting
untuk diketahui dalam penyusunan perencanaan bisnis karena tidak lepas dari
prinsip-prinsip ekonomi, yaitu bagaimana operasional perusahaan dapat berjalan
lancar dengan meminimalkan seluruh biaya yang ditimbulkan dan memaksimalkan keuntungan.
Dalam sebuah bisnis perusahaan
harus memiliki strategi untuk terus mengembangkan produk baik itu dalam
menciptakan produk baru maupun meningkatkan kualitas pelayanan untuk memuaskan
pelanggan. Dengan cara ini diharapkan perusahaan dapat meningkatkan penjualan
dan meningkatkan keuntungan atau profit.
Menurut Chandler strategi
adalah tujuan jangka panjang dari suatu perusahaan, serta pendayagunaan dan
alokasi semua sumber daya yangUntuk itu penulis penting
untuk mencapai sebuah tujuan. Dalam pengembangan produk perlu adanya strategi
bersaing yang harus dijalankan untuk memperoleh keunggulan kompetitif. Jadi
inti strategi bersaing yaitu bagaimana cara organisasi mendapatkan keunggulan
kompetitif yang berkelanjutan dan mampu menempatkan produknya dihati konsumen.
Banyak strategi bersaing
yang dapat digunakan untuk pengembangan produk diantaranya; strategi bersaing
Michael Porter, Mintzberg, dan juga strategi bersaing yang diajarkan oleh
Rasulullah saw.
Strategi bersaing dalam
Islam, Rasulullah saw. memberikan contoh bagaimana bersaing dengan baik. Ketika
berdagang, Rasul tidak pernah melakukan usaha untuk menghancurkan pesaing
dagangnya. Itu bukan berarti
Rasulullah berdagang seadanya tanpa
memperhatikan daya saingnya. Yang beliau lakukan adalah dengan memberikan
pelayanan yang sebaik-baiknya dan menyebut spesifikasi barang yang dijual
dengan jujur termasuk jika ada cacat pada barang tersebut. Maka dari itu
penulis akan membahas terkait dengan “Analisa Persaingan dan Penerapan Strategi”.
B.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas,
penulis merumuskan rumusan masalah sebagai berikut :
1.
Bagaimana strategi bersaing
perusahaan ?
2.
Bagaimana strategi bersaing dalam prinsip syariah ?
3.
Jelaskan
mengenai analisis pesaing ?
4.
Apa
saja gerakan bersaing ?
5.
Bagaimana
Strategi bersaing perusahaan teh botol sosro ?
C.
Tujuan Makalah
Sejalan dengan rumusan masalah di atas,
makalah ini disusun dengan tujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan :
1.
Strategi bersaing perusahaan;
2.
Strategi
bersaing dalam prinsip syariah;
3.
Analisis
pesaing;
4.
Gerakan
bersaing;
5.
Strategi
bersaing perusahaan teh botol sosro.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Strategi Bersaing Perusahaan
Menurut Porter ada dua
alasan mendasar dalam menentukan strategi bersaing perusahaan. Pertama, adalah
daya tarik industri yang ditunjukan oleh profitabilitas industri dalam jangka
panjang. Kedua, analisis terhadap berbagai faktor yang akan menentukan posisi
persaingan perusahaan di dalam industri.
Porter menyebutkan adanya
lima kekuatan persaingan yang akan berpengaruh terhadap profitabilitas suatu
industri, yaitu: potential entrants, suppliers, industry competitors,
substitutes, buyers.
1.
Pesaing potensial (potential entrants), adalah perusahaan
yang saat ini tidak bersaing dalam satu industri tetapi memiliki kemampuan
sumber daya untuk memasuki suatu industri apabila perusahaan tersebut
berkehendak.
2.
Pemasok (supplier), merupakan organisasi yang
menyediakan input bagi perusahaan seperti bahan baku, jasa, dan tenaga kerja.
Pemasok yang memiliki posisi tawar yang kuat akan berusaha untuk memaksimalkan
laba bagi dirinya sendiri dan mengakibatkan peningkatan biaya kepada industri
yang bergantung pada pasokan input dari pemasok tersebut.
3.
Persaingan antarperusahaan
dalam satu industri (Industry competitors),
menunjukkan perjuangan perusahaan dalam satu industri untuk memperebutkan
pangsa pasar (maket share) maupun
pangsa pelanggan (customer share)
melalui: penetapan harga produk, pengeluaran iklan dan promosi, penggunaan
tenaga penjualan, penerapan penjualan langsung, maupun dukungan layanan
purnajual.
4.
Ancaman dari produk
substitusi (substitute products),
persaingan terhadap produk tidak hanya berasal dari perusahaan yang memproduksi
produk yang sama, melainkan juga berasal dari
perusahaan yang memproduksi produk yang
memiliki kesamaan fungsi dengan produk yang dihasilkan perusahaan.
5.
Daya tawar pembeli (buyer), pembeli memiliki posisi penting
terhadap kelangsungan hidup perusahaan karena pendapatan penjualan (sales revenue) yang diperoleh perusahaan berasal dari penjualan produk
perusahaan kepada pembeli. Posisi daya tawar pembeli terhadap perusahaan yang
menjual barang dan jasa ditentukan oleh dua hal utama yaitu bargaining leverage (pengaruh
tawar-menawar) dan price sensitivity (sensitivitas
harga).
Salah satu syarat bagi
sebuah usaha agar dapat memenangkan persaingan dalam industri adalah dengan
kepemilikan keunggulan bersaing. Ada dua ukuran keunggulan bersaing yaitu;
kehematan dan pengistimewaan. Kemudian terdapat empat unsur yang membentuk
kehematan dan pengistimewaan yaitu kehematan “efficiency”, mutu “quality”,
pembaharuan “innovation”, dan daya
tanggap “responsiveness”.
Efficiency,
ukuran kehematan kegiatan pengolahan adalah
perbandingan antara nilai sumber daya-sumber daya yang dibutuhkan untuk
membuat sejumlah barang tertentu dengan nilai barang tersebut. Semakin hemat
suatu perusahaan maka semakin kecil biaya yang dibutuhkan untuk membuat satu
satuan barang atau jasa.
Quality,
mutu barang ditunjukan oleh sampai sejauh mana barang tersebut memenuhi manfaat yang akan diberikan. Mutu barang yang
tinggi memberi dua keuntungan pada perusahaan. Keuntungan pertama adalah citra
yang baik atas perusahaan dan barang yang dibuatnya sehingga dapat menetapkan
harga yang lebih tinggi dari harga yang ditetapkan oleh pesaing. Keuntungan
kedua yaitu rendahnya biaya pembuatan barang yang diakibatkan oleh mutu yang
tinggi. Mutu yang tinggi berarti jumlah barang yang rusak semakin rendah
sehingga terjadi penghematan jam kerja.
Porter’s
Competitive Strategies, inilah yang lazim dianut para manajer dalam menentukan strategi
bersaing. Strategi bersaing ala Porter ini dikembangkan atas dua pertanyaan
mendasar, yaitu;
1.
Apakah kita akan bersaing
dengan basis biaya rendah, atau kita mencoba membuat diferensiasi pada
produk/layanan?. Pada yang kedua ini, diferensiasinya tidak dengan dasar biaya,
tapi dengan hal seperti mutu atau layanan.
2.
Apakah kita akan bersaing
secara langsung (head to head) dengan
pesaing utama atas pangsa pasar yang paling diminati dari pasar, atau kita
fokus pada ceruk pasar (niche market)
yang relatif kurang diminati tapi merupakan segmen pasar yang menguntungkan?
Micheal Porter menyebutkan
ada tiga strategi yang dapat dilakukan perusahaan untuk memperoleh keunggulan
bersaing yaitu:
1.
Cost
Leadership
Cost
leadership, Sebuah perusahaan yang unggul dalam produksi berbiaya rendah mampu
menggunakan keunggulan biayanya untuk menawarkan harga yang lebih rendah atau
untuk menikmati margin yang lebih
tinggi. Dengan hal tersebut, perusahaan dapat secara efektif mempertahankan
diri dalam perang harga, menyerang pesaing dengan harga rendah untuk merebut pangsa
pasar.
Keunggulan
dengan biaya rendah merupakan strategi bersaing yang bertujuan pada pasar yang
luas dan sangat menuntut efisiensi dalam operasi. Perusahaan harus mempunyai
fasilitas yang memadai agar bisa hemat, sehingga biaya operasi dan biaya overhead bisa dikontrol, serta
meminimalkan biaya dibidang R & D, dan pelayanan. Jika strategi ini
berhasil, biasanya pangsa pasar juga akan besar dan perusahaan bisa mempunyai
daya tawar-menawar yang tinggi kepada pemasok mereka (yang akhirnya akan
menurunkan biaya).
Perusahaan
akan memperoleh manfaat yang sangat besar dengan adanya keunggulan biaya.
Pertama, perusahaan dapat menentukan harga jual yang rendah tetapi masih
memperoleh margin yang memadai dibanding pesaing yang menetapkan haraga sama
tetapi memiliki biaya yang lebih tinggi. Kedua, biaya yang rendah dapat menjadi
hambatan bagi pesaing potensial yang ingin memasuki industri yang sama.
Dalam
pelalsanaannya strategi keunggulan harga/biaya mempunyai risiko, yang
menyebabkan strategi tidak berhasil dan tidak dapat digunakan secara terus
menerus yaitu;
a.
Adanya perubahan teknologi,
yang menyebabkan investasi atau pengalaman masa lalu menjadi tidak bermanfaat
atau hilang.
b.
Pendatang baru atau pesaing
meniru/menjiplak pengalaman biaya rendah.
c.
Produk tidak terlalu
berkembang, karena perhatian terlalu tertuju kepada biaya, sehingga (cenderung)
kurang mampu/menyadari perlunya perubahan produk.
d.
Inflasi, sehingga kurang
bersaing dengan perusahaan lain yang menerapkan strategi diferensiasi
e.
Minat pembeli berubah ke
hal-hal pembeda (diferensiasi).
2.
Diferensiasi
Strategi
diferensiasi dirancang untuk menarik pelanggan yang memiliki sensitifitas
khusus untuk satu atribut produk. Atribut produk juga dapat menjadi saluran
pemasaran dimana perusahaan menyampaikan citranya akan keunggulan, fitur yang
dimiliki serta jaringan yang mendukungnya. Oleh karena itu, iklan memainkan
peran penting dalam pembangunaan dan penentuan elemen yang berbeda dari merek
suatu perusahaan.
Diferensiasi
juga ditujukan untuk pasar yang luas dan melibatkan penciptaan produk atau jasa
yang dianggap memiliki keunikan disuatu industri. Dari keunikan ini perusahaan
dapat membebankan harga ekstra (premium) bagi produknya. Tetapi di sisi lain,
loyalitas merek bagi sekelompok konsumen akan membuat konsumen tidak mau
beralih ke produk atau perusahaan lain.
Perusahaan
juga dapat melakukan strategi diferensiasi dengan menciptakan persepsi terhadap
nilai tertentu pada konsumennya misalnya; persepsi terhadap keunggulan kinerja
produk, inovasi produk, dan pelayanan yang lebih baik.
Diferensiasi
yang dilakukan oleh perusahaan dapat berasal dari produk itu sendiri, sistem
pengantaran pesanan, pendekatan pemasaran yang dilakukan oleh perusahaan, dan
lain-lain. Dari manapun sumber diferensiasi yang dilakukan perusahaan, apabila
pelanggan menganggap diferensiasi yang dilakukan perusahaan merupakan sesuatu
yang berharga maka pelanggan akan bersedia membayar produk perusahaan dengan
harga yang lebih tinggi dibanding produk pesaing.
Syarat
diferensiasi yang baik yaitu saat mengembangkan posisi “positioning” dan pembedaan “differentiation”
untuk mendukungnya, perusahaan harus waspada satu hal, yaitu “janganlah ingin
berbeda, hanya karena perbedaan itu sendiri”. Perusahaan berbeda, karena itu
memenag bermanfaat untuk konsumen dan menguntungkan perusahaan. Untuk itu, perbedaan
yang kita harapkan bisa dirasakan konsumen tetap harus:
a.
Menguntungkan Perusahaan
Posisi “Positioning”
yang perusahaan jalankan, haruslah pada akhirnya menguntungkan perusahaan itu
sendiri. Ia mampu membedakan perusahaan dengan pesaing.
b.
Penting bagi konsumen
Ketika perbedaan yang perusahaan tonjolkan
dianggap penting oleh konsumen, dengan sendirinya ia akan membeli produk
perusahaan (karena seharusnya menguntungkan).
c.
Dapat dikomunikasikan
Kekhasan yang istimewa, tidak ada atrinya
ketika ia sulit untuk dikomunikasikan. Untuk menyampaikan perbedaan pada
konsumen dapat melalui; beriklan, promosi penjualan, sampai dengan desain,
kemasan produk, logo, karakter huruf, serta jinggel
iklan.
d.
Tidak mudah untuk ditiru
e.
Sedapat mungkin, buatlah
perbedaan yang memang sulit ditiru pesaing. Biasanya sebuah konsep yang
berhasil termasuk positioning akan
ditiru oleh pesaing. Meskipun ini cukup sulit, tapi paling tidak kita telah mengarah kesana.
Strategi diferensiasi dalam
penerapannya mempunyai beberaparesiko yang menyebabkan strategi tidak efektif
untuk diterapkan, antara lain;
a.
Pembeli sudah semakin
canggih sehingga kebutuhan pembeli terhadap diferensiasi menjadi hilang
b.
Maraknya imitasi yang dapat
memperkecil kesan adanya diferensiasi, terutama bila industri sudah dewasa
c.
Apa bila perusahaan
mengeluarkan biaya yang relatif besar untuk mempertahankan loyalitas merek
(dibandingkan dengan pesaing dengan kepemimpinan harga/biaya)
3.
Fokus
Strategi
yang fokus, baik yang didasarkan pada biaya rendah maupun diferensiasi berupaya
untuk memenuhi kebutuhan dari segmen pasar tertentu. Perusahaan yang menerapkan
strategi fokus akan bersedia melayani wilayah-wilayah goegrafis yang
terisolasi. Perusahaan yang menggunakan strategi fokus memperoleh laba dari
ketersediaannya untuk melayani segmen pelanggan yang biasanya diabaikan atau
dipandang sebelah mata.
Strategi
fokus disini ada dua macam yaitu; fokus pada biaya dan fokus pada diferensiasi.
Fokus pada biaya ini adalah strategi dimana perusahaan membuat efisien
biayanya, tapi sekaligus juga mencari ceruk pasar tertentu yang tidak menunggu
pemimpin pasar (market leader). Fokus
pada diferensiasi, strategi ini menyoroti sekelompok pasar tertentu, segmen
lini produk tertentu, atau geografis tertentu.
Bila
perusahaan memilih strategi ini, maka perusahaan akan memilih satu atau
beberapa kelompok segmen dalam suatu industri kemudian mereka akan
mengembangkan strategi yang sesuai untuk segmen tersebut yang tidak bisa
dilayani dengan baik oleh pesaing lain yang memiliki cakupan pasar lebih luas. Melalui
optimalisasi strategi ini, perusahaan yang memilih cakupan strategi fokus akan
memperoleh keunggulan kompetitif pada segmen pasar tertentu meskipun mereka
tidak memiliki keunggulan kompetitif dalam industri secara keseluruhan.
Kekurangan
strategi fokus
a.
Strategi fokus masih
beroperasi pada skala kecil menyulitkan perusahaan untuk menurunkan biaya
produksi secara signifikan.
b.
Sulitnya perusahaan dengan
strategi fokus untuk berganti celah pasar secara cepat.
c.
Adanya ancaman dari
perusahaan berbasis diferensasi yang mungkin akan mengambil celah pasar dari
perusahaan dengan strategi fokus.
d.
Selalu terdapat kemungkinan
bahwa pesaing lain meniru strategi yang digunakan perusahaan.
e.
Perusahaan bisa terjebak
dengan memilih celah pasar yang ternyata terlalu sempit.
B.
Strategi
Bersaing Dalam Prinsip Syariah
Islam sebagai sebuah aturan
hidup yang khas, telah memberikan aturan–aturannya yang rinci untuk
menghindarkan munculnya permasalahan akibat praktik persaingan yang tidak
sehat. Minimal ada tiga unsur yang perlu dicermati dalam membahas persaingan
bisnis menurut Islam yaitu:
1.
Pihak-pihak yang bersaing
Manusia merupakan pusat
pengendali persaingan bisnis. Ia akan menjalankan bisnisnya terkait dengan
pandangannya tentang bisnis yang digelutinya termasuk persaingan yang terjadi
di dalamnya. Bagi seorang muslim, bisnis yang dilakukan adalah dalam rangka
memperoleh dan mengembangkan kepemilikan harta. Harta yang diperoleh adalah
rezeki yang merupakan karunia yang telah ditetapkan Allah.
Tugas manusia adalah
melakukan usaha untuk mendapatkan rezeki dengan cara yang sebaik-baiknya. Salah
satunya dengan jalan berbisnis, ia tidak akan takut akan kekurangan rezeki atau
kehilangan rezeki hanya karena anggapan rezeki itu di ambil pesaing. Hal ini
dijelaskan dalam ayat Al-quran Al-Mulk ayat 15.
“Dialah
yang menjadikan bumi itu mudah bagi kamu, Maka berjalanlah di segala penjurunya
dan makanlah sebahagian dari rezki-Nya. dan hanya kepada-Nya-lah kamu (kembali
setelah) dibangkitkan.”
Keyakinan bahwa rezeki
semata-mata datang dari Allah SWT akan menjadi kekuatan ruhiyah bagi seorang
pembisnis muslim. Keyakinan ini menjadi landasan sikap tawakal yang kokoh dalam
berbisnis. Selama berbisnis, ia senantiasa sandarkan segala sesuatunya kepada
Allah. Manakala bisnisnya memenangkan persaingan, ia bersyukur. Sebaliknya,
ketika terpuruk dalam bersaing, ia bersabar. Intinya, segala keadaan ia hadapi
dengan sikap positif tanpa meninggalkan hal-hal prinsip yang telah Allah
perintahkan kepadanya.
Seorang muslim akan
memandang bahwa bisnis hanyalah sebagai pelaksanaan perintah Allah untuk
mencari karunianya yang tersebar di seluruh penjuru bumi. Karena itu, tidak
terpikir olehnya untuk menghalalkan segala cara untuk sekedar memenangkan
“persaingan”. Bagi seorang muslim persaingan adalah berebut menjadi yang
terbaik, terbaik dalam produk yang bermutu, harga bersaing “tidak membanting
harga, maupun merugikan komsumen”, dan dengan pelayanan total.
“Dan Kami jadikan malam sebagai pakaian26. Dan Kami jadikan
siang untuk mencari penghidupan.”
Dalam Qur’an Surat an-Naba’
10-11 dijelaskan bahwa dalam hal kerja, Islam memerintahkan setiap muslim untuk
memiliki etos kerja yang tinggi, sebagaimana Allah telah memerintahkan umatnya
untuk berlomba-lomba dalam kebaikan. Dengan landasan ini, persaingan tidak lagi
diartikan sebagai usaha mematikan pesaing lainnya, tetapi dilakukan untuk
memberikan sesuatu yang terbaik dari usaha bisnisnya
2.
Cara bersaing
Berbisnis adalah bagian
dari muamalah. Karenanya, bisnis juga tidak terlepas dari hukum-hukum yang
mengatur masalah muamalah. Karenanya persaingan bebas yang menghalalkan segala
cara merupakan praktik yang harus dihilangkan karena bertentangan dengan
prinsip-prinsip muamalah Islam.
Dalam berbisnis, setiap
orang akan berhubungan dengan pihak-pihak lain seperti rekan bisnis dan pesaing
bisnis. Sebagai hubungan interpersonal,
seorang pembisnis muslim tetap harus berupaya memberikan pelayanan terbaik kepada mitra bisnisnya. Hanya saja,
tidak mungkin bagi pebisnis muslim bahwa pelayanan terbaik itu diartikan juga
memberikan “servis” dengan hal yang
dilarang syariah.
Pemberian suap untuk
memuluskan negosiasi, misalnya, jelas dilarang syariat. Atau dengan cara
memberikan umpan perempuan, sebagaimana telah menjadi hal lumrah dalam praktik
bisnis sekarang.
Dalam berhubungan dengan rekan
bisnis, setiap pebisnis muslim harus memperhatikan hukum-hukum Islam yang
berkaitan dengan akad-akad bisnis. Dalam berakad, haruslah sesuai dengan
kenyataan tanpa manipulasi. Misalnya, memberikan sampel produk dengan kualitas
yang sangat baik, padahal yang dikirimkan itu memiliki kualitas jelek.
Rasulullah saw. memberikan
contoh bagaimana bersaing dengan baik. Ketika berdagang, Rasul tidak pernah
melakukan usaha untuk menghancurkan pesaing dagangnya. Itu bukan berarti
Rasulullah berdagang seadanya tanpa memperhatikan daya saingnya. Yang beliau
lakukan adalah dengan memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya dan menyebut
spesifikasi barang yang dijual dengan jujur termasuk jika ada cacat pada barang
tersebut. Secara alami, hal seperti itu ternyata justru mampu meningkatkan
kualitas penjualan dan menarik para pembeli tanpa menghancurkan pedagang
lainnya.
Sementara itu, Negara harus
mampu menjamin terciptanya sistem yang kondusif dalam persaingan. Pemerintah
tidak diperkenankan fasilitas khusus pada seorang atau sekelompok pebisnis
tentang teknologi, informasi pasar, pasokan bahan baku, hak monopoli, atau
penghapusan pajak.
3.
Produk (barang dan jasa)
yang dipersaingkan
Beberapa keunggulan produk
yang dapat digunakan untuk meningkatkan daya saing adalah sebagai berikut:
a.
Produk
Produk usaha bisnis yang dipersaingkan baik
barang maupun jasa harus halal. Spesifikasinya harus sesuai dengan apa yang
diharapkan konsumen untuk menghindari penipuan, kualitas terjamin dan berdaya
saing.
b.
Harga
Bila ingin memenangkan persaingan, maka harga
harus kompetitif. Dalam hal ini tidak diperkenankan membanting harga dengan
tujuan menjatuhkan pesaing.
c.
Tempat
Tempat harus baik, bersih, sehat dan nyaman
agar dapat menarik pelanggan.
d.
Pelayanan
Pelayanan harus diberikan dengan ramah, tapi
tidak boleh dengan mendekati maksiat.
e.
Layanan purna jual
Layanan purna jual ini merupakan servis yang
diberikan kepada konsumen untuk sesuai akad yang telah disepakati.
C.
Analisis
Pesaing
Kita
sering kali mendengar sebuah pernyataan yang sangat sederhana dan sering
muncul, “siapa pesaing kita?” jawabannya ternyata tidak sesederhana
pertanyaannya. Banyak faktor yang dapat memengaruhi apakah suatu perusahaan
menjadi pesaing kita atau tidak, seperti dilihat dari sisi industri, harga,
bahkan segmen pasar. Penentuan pesaing sangatlah penting, mengingat hal
tersebut sangat berpengaruh terhadap keberhasilan perusahaan. Pertanyaan
sederhana di atas sangat wajar terjadi, karena ternyata menurut penelitian
“hanya 20%, pemasar yang dapat mengidentifikasi pesaingnya dengan tepat,
sementara 80% lebihnya salah sasaran”.
“Jangan
membunuh pesaingmu, agar kamu tidak kehilangan rasa bersaing”, hal ini perlu
diperhatikan. Persaingan itu jangan kita lihat sebagi ancaman, dimana kita
harus memenangkan bahkan mematikan pesaing, justru sebaliknya dengan adanya
persaingan, maka perusahaan kita selalu mempunyai ‘rasa bersaing’ yang membawa
kita pada perbaikan perusahaan, baik proses di dalam, manajemen, kualitas
produk yang bisa memberikan nilai tambah serta kepuasan kepada seluruh pihak
yang berkepentingan, terutama pihak pelanggan, pemilik dan karyawan.
Pengertian
pesaing menurut perspektif industri yaitu mengidentifikasikan pesaing sebagai
organisasi yang membuat produk atau jasa yang sama. Kedua, perspektif pemasaran
menyatakan bahwa pesaing adalah organisasi yang mampu memenuhi kebutuhan
konsumen yang sama. Yang ketiga, perspektif kelompok stratejik yaitu kumpulan
perusahaan yang bersaing dalam sebuah industri yang mempunyai kesamaan strategi
dan sumber daya meliputi; harga, kualitas, karakteristik produk dan pangsa
pasar.
Jadi
pengertian pesaing adalah perusahaan atau industri yang menghasilkan atau
menjual barang atau jasa yang sama atau mirip dengan produk yang kita tawarkan
baik berupa strategi maupun sumber daya. Hal-hal yang perlu diketahui dari
pesaing dan terus-menerus kita pantau adalah produk pesaing, baik mutu kemasan,
label, atau lainnya. Kita bandingkan kelebihan dan kelemahan produk yang
dimiliki pesaing dengan produk kita. Pengusaha juga harus mampu menangkap peluang
yang ada di pasar sebelum ditangkap pesaing.
Hal-hal
yang perlu diketahui dari pesaing adalah tentang:
1.
Kelengkapan, mutu, desain,
dan bentuk produk
2.
Harga yang ditawarkan
3.
Saluran distribusi
4.
Promosi yang dijalankan
5.
Rencana kegiatan pesaing ke
depan
Cara
baru melihat persaingan:
1.
Paradigma lama
a.
“Yang lain” adalah musuh
saya.
b.
Nama permainan itu adalah
kemenangan
c.
Saya lebih baik daripada
mereka
d.
Saya terpisah dari yang
lain
2.
Paradigma baru
a.
“Yang lain” adalah benchmark saya
b.
Nama permainan itu adalah
pengembangan terus-menerus
c.
Saya adalah sesuatu yang
penting
d.
Saya adalah bagian dari
komunitas
D.
Gerakan Bersaing
Gerakan
bersaing merupakan permainan siasat. Permainan dapat diselenggarakan dan
gerakan dapat dipilih serta dilaksanakan dengan cara-cara tertentu sehingga
memaksimalkan hasilnya tanpa memandang apa sumber daya yang tersedia bagi
perusahaan. Idealnya, perang persaingan jangan sampai terjadi. Membuat gerakan
bersaing dalam situasi oligopoli sebaiknya dianggap sebagai kombinasi antara
kekuatan brutal apapun yang dapat dikerahkan oleh perusahaan, dan diterapkan
secara cerdik.
Gerakan–gerakan
yang tidak mengancam tujuan pesaing merupakan tempat untuk memulai dalam
mencari cara memperbaiki posisi. Berdasarkan analisis yang mandalam mengenai
tujuan dan asumsi pesaing, dengan menggunakan kerangka kerja, mungkin akan
dijumpai gerakan-gerakan yang dapat dilakukan perusahaan untuk meningkatkan
labanya (atau bahkan juga bagian pasarnya) tanpa terlalu mengurangi prestasi
pesaing utamanya atau mengancam tujuan mereka. Gerakan ini dapat dikelompokkan
dalam tiga macam, yakni sebagai berikut
1. Gerakan yang memperbaiki posisi perusahaan dan memperbaiki
posisi pesaing meskipun jika pesaing tidak melakukan perlawanan. Melibatkan
resiko paling kecil jika gerakan yang demikian dapat dikenali. Salah satu
kemungkinan adalah perusahaan dapat terlibat dalam praktek yang tidak hanya
menurunkan prestasinya tetapi juga melimpah menurunkan prestasi para
pesaingnya, misalnya kampanye iklan yang tidak tepat atau struktur penetapan
harga yang buruk tidak sesuai dengan industri.
2. Gerakan yang mamperbaiki posisi perusahaan dan
memperbaiki posisi pesaing hanya jika ada gerakan tertentu yang sesuai dengan
mereka. Pada kebanyakkan industri, ada gerakan yang akan memperbaiki situasi
setiap pihak jika semua perusahaan mengikutinya. Sebagai contoh, perubahan
biaya yang membutuhkan penyesuaian harga. Kesulitan dengan gerakan seperti ini
adalah bahwa semua perusahaan mungkin tidak akan mengikutinya, karena gerakan
ini, meskipun secara absolut akan memperbaiki posisi mereka, namun tidak
optimal bagi mereka.
3. Gerakan yang akan memperbaiki posisi perusahaan karena
pesaing tidak akan menandinginya. Merupakan gerakan yang tidak mengancam yaitu
gerakan yang tidak diikuti pesaing tergantung pada pemahaman yang seksama akan
peluang yang diberikan oleh tujuan dan asumsi tertentu pesaing. Ini meliputi
usaha mencari gerakan yang tidak akan ditanggapi oleh pesaing karena mereka
tidak merasa perlu melakukannya (Porter, 81, 1987).
E.
Studi Kasus Strategi Bersaing Perusahaan Teh Botol
Sosro
Dalam
hal pricing manajemen, teh botol sosro dijual dengan harga ekonomis dibanding
dengan kompetitor atau pesaing lainnya, dan harga seragam disetiap daerah.
Sosro telah dianggap sebagai produk minuman yang general, untuk suasana dan
siapapun konsumennya, dimanapun, yang terbukti dengan tagline “apapun
makanannya, minumnya tetap teh botol sosro”. Sosro menerapkan metode on demand
orientation sehingga walaupun permintaan konsumen akan besar, sehingga dengan
margin yang kecil dikalikan dengan banyaknya volume penjualan yang mereka
terima, maka keuntungan secara keseluruhan akan besar
Dikarenakan
Teh Susu juga sangat digemari oleh banyak para penggemar teh di seluruh dunia.
Jika Teh Botol Sosro dapat membuat innovasi baru dengan mencampur Susu di dalam
kemasan produknya maka selain go international Teh Susu Sosro juga dapat
memonopoli Pasar Dunia.
BAB III
SIMPULAN DAN SARAN
A.
Simpulan
Hal-hal
yang perlu diketahui dari pesaing dan terus-menerus kita pantau adalah produk
pesaing, baik mutu kemasan, label, atau lainnya. Kita bandingkan kelebihan dan
kelemahan produk yang dimiliki pesaing dengan produk kita. Pengusaha juga harus
mampu menangkap peluang yang ada di pasar sebelum ditangkap pesaing.
Strategi bersaing dalam
Islam, Rasulullah saw. memberikan contoh bagaimana bersaing dengan baik. Ketika
berdagang, Rasul tidak pernah melakukan usaha untuk menghancurkan pesaing
dagangnya. Itu bukan berarti Rasulullah berdagang seadanya tanpa memperhatikan
daya saingnya.
B.
Saran
Strategi
bersaing dalam sebuah perusahaan memanglah penting tetapi selain itu perusahaan
juga perlu membuat sebuah program
sosial atau corporate
social responcibility (CSR) yang
berguna untuk masyarakat bawah .
Comments
Post a Comment